Sabtu, 21 Maret 2015

Psikoterapi? Apa sih psikoterapi itu?

Psikoterapi??? Jadi apa sih sebenarnya psikoterapi itu? Jangan bingung lagi yaaaa tentang apa itu psikoterapi. Langsung aja di bawah ini saya akan memaparkan secara ringkas apa itu psikoterapi.

1.      Definisi psikoterapi
Psikoterapi mempunyai arti sederhana, yaitu “psyche” yang artinya jelas, yaitu “mind” atau sederhananya; jiwa dan “therapy” dari bahasa Yunani yang berarti “merawat” atau “mengasuh”, sehingga psikoterapi dalam arti sempit adalah perawatan terhadap aspek kejiwaan.

Psikoterapi adalah suatu interaksi sistematis antara pasien dengan terapis  yang menggunakan prinsip-prinsip psikologis untuk membantu pasien dalam mengatasi tingkah laku abnormal, memecahkan masalah-masalah dalam hidupnya dan membantu mengembangkan agar menjadi individu yang lebih baik lagi.

Menurut Wolberg, psikoterapi merupakan suatu bentuk perawatan atau treatment terhadap masalah yang muncul dari faktor emosi yang akan dilakukan secara terencana untuk mengubah, mencegah agar suatu simtom tidak muncul pada seseorang yang terganggu pola perilakunya untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan pribadi secara positif.

Selanjutnya menurut Branch (1981), psikoterapi ialah suatu proses antara dua orang berinteraksi atau berusaha untuk mencapai pemahaman satu sama lain agar mencapai ke arah yang menuju ke perkembangan diri. 

Jadi, psikoterapi adalah suatu interaksi antara pasien dan terapis yang menggunakan prinsip -prinsip psikologis untuk melakukan suatu bentuk perawatan atau treatment agar membantu klien mencapai ke arah perkembangan diri yang lebih positif.

2.      Tujuan psikoterapi
Ada lima tujuan psikoterapi. Kelima tujuan tersebut diutarakan di bawah ini (Huffmann, et al., 1997).
a)      Pikiran-pikiran kalut. Individu yang mengalami kesulitan secara khas menderita konfusi atau tidak bisa memecahkan masalah-masalahnya para terapis berusaha mengubah pikiran-pikiran individu serta membimbing individu untuk menemukan pemecahan terhadap masalah mereka sendiri.
b)      Emosi-emosi yang kalut. Orang-orang yang mencari terapi biasanya mengalami emosi yang tidak menyenangkan. Terapis membantu pasien mendorong untuk mengungkapkan perasaan mereka secara bebas dan menggantikan perasaan putus asa dan perasaan tidak mampu dengan perasaan-perasaan yang mengandung harapan dan percaya kepada diri sendiri.
c)      Tingkah laku-tingkah laku yang kalut. Para terapis  membantu klien mereka menghilangkan tingkah laku yang menganggu dan membimbing mereka menuju kehiudpan yang lebih efektif.
d)     Kesulitan-kesulitan antarpribadi dan situasi kehidupan. Terapis membantu klien memperbaiki hubungan mereka dengan keluarga, teman-teman, dan kolega-kolega seprofesi. Terapis juga membantu klien menghindari sumber-sumber stress yang ada disekitar lingkungannya.
e)      Gangguan-gangguan biomedis. Individu yang mengalami kesulitan terkadang menderita gangguan biomedis yang bias menyebabkan atau menambah kesulitan psikologis. Para terapis mebantu menghilangkan masalah ini dengan obat-obatan atau dengan terapi elektrokonvulsif atau psikobedah (psychosurgery).

3.      Unsur-unsur psikoterapi
Masserman (lihat Karasu, 1984) telah melaporkan tujuh “parameter pengaruh” dasar yang mencakup unsur-unsur lazim pada psikoterapi. Dalam hal ini termasuk peran social (“martabat”) psikoterapis, hubungan (persekutuan terapeutik), hak, retrospeksi, re-edukasi, rehabilitasi, resosialisasi, dan rekapitulasi.

4.      Perbedaan psikoterapi dan konseling
Perbedaan antara psikoterapi dan konseling sebenarnya tidak terlalu berbeda jauh, seperti yang diucapkan oleh Patterson (1959), karena beberapa metode pada masing-masing seperti rapport, peranan klien dan arah hubungan atau pendekatan semuannya dipakai oleh keduanya.

Perbedaan konseling dan psikoterapi disimpulkan oleh Pallone (1977) dan Patterson (1973) yang dikutip oleh Thompson & Rudolph (1983), sebagai berikut:

Konseling untuk
Psikoterapi untuk
1)      Klien
2)      Gangguan yang tidak terlalu serius
3)      Masalah jabatan, pendidikan
4)      Berhubungan dengan pencegahan
5)      Lingkungan pendidikan dan non medis
6)      Berhubungan dengan kesadaran
7)      Metode pendidikan
1)      Pasien
2)      Gangguan yang serius
3)      Masalah kepribadian dan pengambilan keputusan
4)      Berhubungan dengan penyembuhan
5)      Lingkungan medis
6)      Berhubungan dengan ketidaksadaran
7)      Metode penyembuhan

5.      Pendekatan psikoterapi terhadap mental illness
Psikoterapi melakukan berbagai pendekatan terhadap mental illness:
  • Psychoanalysis & Psychodynamic: pendekatan ini berfokus pada alam bawah sadar seseorang untuk mengubah  masalah perilaku. Terapis akan menggali dan memahami penyebab suatu masalah yang berada di dalam alam bawah  sadar pasien agar bisa ditemukan solusinya.
  • Behavior Therapy: pendekatan in iberfokus pada hukum pembelajaran. Dimana perilaku seseorang dipengaruhi oleh proses belajar sepanjang hidup. Inti dari pendekatan ini ialah manusia bertindak secara otomatis karena membentuk asosiasi (hubungan sebab-akibat atau aksi-reaksi).
  • Cognitive Therapy: pendekatan ini lebih berfokus pada memodifikasi pola pikiran untuk bisa mengubah perilaku. Dan pandangan pendekatan ini ialah bahwa disfungsi pikiran menyebabkan disfungsi perasaan dan disfungsi perilaku. Dan tujuan utama pendekatan ini ialah mengubah pola pikir dengan cara meningkatkan kesadaran dan berpikir rasional.
  • Humanistic Therapy: pada pendekatan ini, seorang psikoterapis berperan sebagai fasilitator perubahan saja, bukan mengarahkan perubahan. Psikoterapis tidak mencoba untuk mempengaruhi klien, melainkan memberi kesempatan klien untuk memunculkan kesadaran dan berubah atas dasar kesadarannya sendiri.
  • Integrative/Holistic Therapy:  suatu psikoterapi gabungan yang bertujuan untuk menyembuhkan mental seseorang secara keseluruhan.

6.      Bentuk-bentuk psikoterapi
Watkins (1960) yang dikutip oleh Wolman (1965) membagi dua penggolongan dalam metode psikoterapi, yaitu:
a.      Golongan suportif yang meliputi macam-macam teknik seperti: pemberian saran (sugesti), pemberian nasihat, catharsis, hypnotherapy, manipulasi lingkungan, terapi bekerja dan konseling pastoral.
b. Golongan rekonstruktif yang meliputi macam-macam teknik seperti: psikoanalisis, konseling terpusat pada klien, terapi bermain pada anak dan terapi Gestalt

DAFTAR PUSTAKA

Arip, Mohammad Aziz Shah Mohamed., Bistaman, Nasir Mohammad., Jusoh, Ahmad Jazimin., Salim, Syed Sofian Syed., Saper, Noor. (2009). Kemahiran bimbingan dan kaunseling. Kuala Lumpur: PTS Professional Publishing

Gunarsa, Singgih D. (2007). Konseling dan psikoterapi. Jakarta: PT BPK Gunung Mulia

Residen bagian psikiatri UCLA. (1997). Buku saku psikiatri. Jakarta: EGC

Semiun, Yustinus. (2006). Kesehatan mental 3. Yogyakarta: Kanisius


Cute Hello Kitty 13